NZD/USD Melonjak ke 0,6150 karena Selandia Baru Keluar dari Resesi
- NZD/USD mendapatkan momentum di sekitar 0,6145 setelah rilis PDB Selandia Baru pada hari Kamis.
- Ekonomi Selandia Baru tumbuh 0,2% QoQ di kuartal pertama versus 0% sebelumnya, lebih kuat dari prakiraan.
- Data Penjualan Ritel AS minggu lalu mengisyaratkan perlambatan ekonomi dan ekspektasi penurunan suku bunga.
Pasangan mata uang ini NZD/USD menguat mendekati 0,6145 selama awal sesi Asia hari Kamis. Pasangan mata uang ini naik lebih tinggi karena PDB Selandia Baru yang lebih kuat dari prakiraan pada kuartal pertama dan penurunan Dolar AS (USD). Para investor menunggu data Klaim Tunjangan Pengangguran Awal mingguan AS, Izin Mendirikan Bangunan, Pembangunan Rumah Baru, Indeks Manufaktur The Fed Philadelphia, dan pidato dari Barkin dari The Fed untuk mendapatkan dorongan baru pada hari Kamis.
Ekonomi Selandia Baru tumbuh 0,2% pada basis triwulan ke triwulan di Kuartal 1 dari 0% di triwulan sebelumnya. Angka ini lebih baik dari yang diharapkan, Statistik Selandia Baru menunjukkan pada hari Kamis. Dalam skala tahunan, angka PDB berekspansi 0,3% di Kuartal 1, dibandingkan dengan kontraksi 0,2% di kuartal sebelumnya. Dolar Selandia Baru (NZD) menarik beberapa pembeli setelah angka pertumbuhan PDB yang lebih kuat mengindikasikan negara tersebut keluar dari resesi.
Selain itu, Survei Keyakinan Konsumen Westpac New Zealand melaporkan penurunan sentimen konsumen menjadi 82,2 untuk kuartal kedua dari angka sebelumnya 93,2.
Di sisi lain, laporan Penjualan Ritel AS yang lebih lemah minggu lalu mendorong kemungkinan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga dalam beberapa bulan, yang memberikan tekanan jual pada Greenback. Pasar saat ini memprakirakan hampir 67% kemungkinan penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bp) di bulan September, naik dari 61% sehari yang lalu, menurut alat CME FedWatch. Pada hari Selasa, Presiden The Fed Boston Susan Collins mengatakan bahwa ada kemungkinan satu atau dua kali penurunan suku bunga dari The Fed di akhir tahun ini, tetapi bank sentral harus bersabar di tengah pembacaan inflasi yang tidak stabil.