USD/CHF Terus Menurun di Dekat 0,8650 karena The Fed yang Dovish dan Meningkatnya Ketegangan Timur Tengah
- USD/CHF melemah karena Dolar AS menghadapi tantangan di tengah sentimen dovish seputar The Fed.
- Para pedagang bersikap hati-hati menjelang laporan inflasi IHK AS yang akan dirilis pada hari Rabu.
- Franc Swiss mungkin didukung oleh arus safe haven di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
USD/CHF tetap lemah untuk 2 hari berturut-turut, diperdagangkan di sekitar 0,8650 selama jam-jam Asia hari Rabu. Pasangan USD/CHF menghadapi tantangan karena Dolar AS (USD) berjuang melawan sentimen dovish seputar Federal Reserve (The Fed) AS mengenai prospek kebijakan moneternya.
Namun, data Indeks Harga Produsen (IHP) yang suram baru-baru ini dari Amerika Serikat (AS) telah mengurangi pertaruhan untuk penurunan suku bunga yang lebih besar oleh Federal Reserve (The Fed) AS pada bulan September. Selanjutnya, para pedagang kemungkinan akan mengamati laporan inflasi IHK AS pada hari Rabu, yang dapat memberikan beberapa petunjuk mengenai jalur penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Selain itu, Reuters melaporkan pada hari Selasa, bahwa Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan bahwa data ekonomi baru-baru ini telah meningkatkan keyakinannya bahwa The Fed dapat mencapai target inflasi 2%. Namun, Bostic mengindikasikan bahwa diperlukan bukti tambahan sebelum ia mendukung penurunan suku bunga.
Permintaan safe-haven mungkin telah mendukung Franc Swiss (CHF) di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Pada hari Selasa, Amerika Serikat mengerahkan kapal selam berpeluru kendali ke wilayah tersebut, menurut BBC. Selain itu, pasukan Israel melanjutkan operasi mereka di dekat Khan Younis di Gaza selatan pada hari Senin. CBC News melaporkan bahwa petugas medis Palestina mengindikasikan bahwa serangan militer Israel di Khan Younis pada hari Senin telah menewaskan sedikitnya 18 orang.
Para pedagang kemungkinan akan mengantisipasi data Harga Produsen dan Impor Swiss untuk bulan Juli, yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Kamis, dengan ekspektasi yang mengarah pada sedikit kenaikan dalam biaya barang impor. Pada hari Jumat, fokus akan beralih ke laporan Produksi Industri tahunan untuk kuartal kedua, yang mungkin menunjukkan penurunan volume produksi.